Rabu, 22 Maret 2023

Malam yang panjang 2

 




Tidak ada luka yang tidak bisa disembuhkan.


                                  ***


Euripdes berkata : “Kenikamatan terbesar dalam hidup adalah cinta.”

Anna berpikir kritis. Euripides tidak membual, cinta dalah sesuatu yang nikmat namun berat. Tergantung kepada siapa seseorang memberikannya.

Anna sendiri merasa bahwa cintanya sungguh laknat, dia melakukan segala cara untuk mendapatkan Zeean Vllouren tanpa memikirkan konsekuensi apa yang akan terjadi kepada mereka atau dirinya sendiri. Balasan dari itu semua adalah, dia memberikan hatinya kepada pria jahat.

Lagipula di muka bumi ini, wanita mana yang tidak menoleh ketika berpapasan dengann pria itu. bahkan saat seseorang mendengar namanya, “Zeean Vlllouren? Nama yang keren!” dalam sekejab mereka memuji tanpa melihat penampakannya.

Zeean Vllouren itu seperti daging besar yang menguggah setiap kaum hawa, dia incaran, mimpi dan khayalan untuk imajinasi mereka yang haus akan cinta dan kasih sayang.

Tentu hal lumrah apabila Anna cemburu kepada wanita-wanita yang berusaha mendekati pria itu. bukan hanya cemburu, dia takut kalau ada salah satu dari mereka yang berhasil meluluhkan Zeean Vllouren, mengalahkannya yang sudah berusaha selama bertahun-taun.

Cinta dalah jenis perasaan ternikmat, namun juga sumber luka terhebat.

“Lisa rich,” Anna mengulang nama itu dalam hatinya, saat pandangan mereka tidak sengaja bertemu di meja makan. perjamuan pesta masih berlangsung, mereka bertiga duduk diurutan paling depan, sehingga Anna bisa melihat pangung besar secara jelas. Posisi mereka seolah menohok Anna, menyindir Anna, dan dia juga merasa dibelakangi oleh Zeean Vllouren. Daripada menjadi sosok isteri, Anna tampak macam assisten atau seorang sahabat yang menemani kedua pasangan sejoli yang mabuk kasmaran berkencan. Lisa dan Zeean berbicara banyak, sementara Anna hanya diam memperhatikan walau kadang-kadang ikut menimpali. Pasalnya, Anna tidak mampu ikut berbicara mengenai topic mereka tentang, studi ilmiah, investasi atau politik. Anna tak banyak memahami konteks berat seperti itu.

“Sudah berapa tahun kalian bersama?”

Hening, Anna bingung, untuk kebersamaan mereka, tentu saja selama Sembilan belas tahun? atau hanya enam bulan saja, sesuai usia pernikahan mereka?

“Sembilan belas tahun,”

Jadi, Anna memutuskan untuk memamerkan hubungannya dengan Zeean Vllouren yang lebih erat dariapada yang orang lain pikirkan.

“Cukup lama,” saut Lisa, dia melirik Zeean yang menyesap anggur edisi lama dan terbatas, “jadi, bagaimana kalian bisa bertemu?”

Anna ikut menatap Zeean, dia berharap pria itu akan lebih dulu memulai kisah mereka, tetapi sepertinya pria itu tak tertarik sedikitpun.

“kau bisa bertanya kepada Zan Alyaz kalau begitu,” Anna mengukir senyum tipis, dengan penuh penekanan saat menyebut nama kelahiran suaminya, “kalian adalah teman akrab. Tentu bukan hal aneh jika kau bertanya seperti itu,”

Zeean memandang Anna, dia merasakan permusahan dalam kalimatnya. Ngomong,-ngomong, jika dilihat dari samping seperti ini, dengan ekspresi tegas, membuat Anna terlihat berbeda, agak sedikit keren? Entahlah.

Lisa terkekeh kaku, hatinya kecut menahan kesal,  namun wajahnya menunjukkan raut manis yang ditahan, “oh ayolah, dia pria yang pendiam mengenai kehidupan pribadinya,”

“Benarkah? Aku tidak tahu tentang itu, pasalnya, suamiku selalu menjadi sosok yang banyak bicara kalau didekatku,”

Anna beruapaya membuat Perbandingan mereka tampak jelas,  membual tentang betapa ekstrovert nya Zeean Vllouren jika bersamanya. Dia hanya berharap, Zeean tidak mengelak didepan wanita genit itu. agar dia tidak kehilangan muka.

“Entahlah, mungkin dia merasa tidak nyaman membicarakan isterinya didepanku,”

Omong kosong! Apa yang perlu dikhawatrikan tentang aku? Ujar Anna dalam hati.

Apakah Zeean ingin menjaga perasaan Lisa Rich dengan tidak membicarakan isterinya? Anna melihat Lisa melalui hunusan tajamnya, beberapa detik kemudian, sebuah seringaian muncul.  Anna tahu sekali, bahwa wanita yang terlihat dari kalangan baik-baik ini nyatanya hanyalah wanita murahan yang menginginkan suaminya. 

“Aku sangat menyesal menyanggah pemikiranmu,” Anna mengambil gelas berisi cairan merah lalu menyesap perlahan, gerakannya gemulai, terkesan anggun dan hati-hati, “tetapi, tidak satupun manusia yang suka membicaran orang yang dicintainya kepada orang asing,”

“Hei, cinta kami sangat privasi,” lanjut Anna,

Artinya, Lisa hanyalah orang asing yang berusaha masuk diantara mereka, berniat memutus tali antara dirinya dengan Zeean Vllouren. Sungguh menjijikkan dan rendahan.

Mendengar hal itu, Lisa geram bukan main. Predikat yang bergelar dibelakang namanya sebagai keturunan Rich membuatnya tidak bisa bersikap sembrono, apalagi didepan khalayak umum. Akhirnya, dia melukis senyum halus, menekan kedongkolan.

“Oh benarkah, kupikir seorang pria yang mencintai, tentu lebih suka memamerkan  pasangannya kepada siapapun, seolah mereka sangat bangga karena mendapatkannya,” Lisa melirik Zeean, “dia memang pria yang berbeda,” apalagi jika diranjang, sambung Lisa tak dikeluarkan melalui lisan, hanya  berekspresi penuh kekaguman.

“Ya, dia berbeda. Itulah daya tariknya, maka dari itu aku selalu mencurigainya berselingkuh,” Ucapan Anna keras dan serius sehingga tamu lain tertarik dan mulai memperhatikan, tetapi beberapa detik kemudian, dia tertawa.

“Mengapa wajah kalian tegang begitu?” Anna terkekeh lagi, dia melihat Lisa yang kehabisan kata-kata, dan Zeean hanya terdiam.

Lisa ikut tersenyum kaku, dia berdiri lalu berkata, “silahkan bersenang-senanglah, aku perlu menyapa tamu lainnya,” dia pergi, tak menghiraukan tatapan aneh orang-orang, huh wanita jalang, umpatnya. Bikin malu saja. Kalau bukan karena ingin menjaga nama baik keluarga, akan dihabisinya wanita itu. sayang sekali.

Ada sesuatu diantara mereka, Anna tahu betul. Hubungan special yang mungkin sudah lama terjalin. Dia menyesal tidak menyadap Zeean Vllouren menggunakan perekam suara.

“Ada apa denganmu? Jangan bersikap gegabah,”

“Gegabah? Aku? Bukankah seharusnya aku yang perlu memperingatimu?”

“Dia hanya teman,”

Pembual! Anna mendengus, “teman ranjang?”

Zeean menggertakkan giginya, “kau sangat kekanakan?”

“Mengapa? Kau akhirnya tertarik dengan wanita lain?” Anna menatap Zeean sarkasme, “apakah kali ini kau akan melindungi wanita itu dari kekejamanku?”

Zeean memindai fokusnya, seolah jengkel melihat wajah Anna. Perubahan emosionalnya nampak tak wajar. Anna baru kali ini menyaksikan kegelisahannya. Saat tak mendapat respon, dia ingin lebih banyak mengoceh, tetapi deringan ponsel pria itu menghentikan perdebatan mereka. Zeean mengakat tangan, mengisyaratkan Anna untuk berhenti bicara, lalu dia bangkit dari kursi,  meninggalkan Anna dengan langkah tegas setelah berkata, “sebentar,” kemudian melangkah ke titik yang hening, supaya kebisingan pesta tidak menghalau komunikasinya dengan orang diseberang.

Bersamaan dengan langkahnya, suara berwibawa memenuhi aula, semua pasang mata termasuk Anna, melihat kearah panggung, dimana berdirilah seorang pria berkepala lima, berpenampilan necis dan rapih. Dia tersenyum simpul, menyapa para hadirin. Dia berterimakasih kepada semua orang yang hadir. Sudah jelas, dia adalah tuan rumah pesta ini, Billy Rich.

“Bersenang-senanglah…” pria penuh intrik itu turun usai berpidato penuh semangat, denga iringan tepuk tangan meriah.

Dalam keramaian, Anna merasa sendirian, kesepian dan agak canggung. Sebab tidak ada satupun yang terlihat familiar dimatanya. Dia sesekali melirik Zeean yang masih sibuk dengan androidnya. Dirinya mengira kalau, pria itu sedang mendiskusikan masalah pekerjaan. Dasar pria workaholic, rutuknya pelan.

Anna memojokkan diri, berdiri menyaksikan para pasangan tua dan muda yang asik berdansa. Begitu menyedihkan, Zeean Vllouren meninggalkannya selama dua puluh menit, membiarkan Anna kesemutan dan linglung sesaat. Beberapa pria berusaha mendekat, mengobrol dan mengajaknya menari. Namun, tak satupun dari mereka yang berhasil memikat. Hanya ada satu pria yang dia harapkan, yaitu Zeean Vllouren, yang ternyata sudah menghilang entah kemana.

Anna mulai menajamkan pandangannya ke seluruh tempat, namun tak juga melihat batang hidup pria itu.

Sampai suatu pemikiran gila masuk ke dalam pusat tubuhnya, otomatis kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, berupaya menemukan wanita jalang itu, Lisa Rich. Lalu menyadari bahwa keduanya telah.       menghilang.

“Mungkinkah…” Anna bergumam curiga. Kakinya yang sudah mati rasa kini bergerak, berniat pergi mencari suaminya. Jangan-jangan mereka sedang bersama saat ini, Anna tidak ingin dibodohi. Kalian pikir baru kali ini Anna menghadapi wanita liar dan sombong yang tergila gila kepada Zeean Vlllouren? Huh, mari kita mulai.

“Hei, kita bertemu lagi,” nada pecah seorang pria mengubah perhatian Anna.

“Ini suatu takdir,” Petter bahagia, perasaan itu tidak disembunyikan, bahkan sangat jelas melalui netra besarnya.

“Takdir sial,” desis Anna, pelan tetapi tajam, menggores hati Petter.

“Sudah kuduga, kau memang sinis,” Petter merapihkan dasinya, hari ini dia mengenakan tuxedo pilihannya yang tidak pernah mengecewakan, “wanita galak memang yang paling menantang,”

“Apa yang kau lakukan disini?”

Tawanya meledak, Petter geli dengan pertanyaan wanita itu. jadi, apa yang dia lakukan disini? Tentu bukan hal anehkan? Dia adalah pewaris Luviar, itu hal yang lumrah. Yang ganjil adalah kehadiran wanita itu, mengapa dia datang kesini? Apakah dia akrab dengan keluarganya? Itu sangat mustahil.

“Aku yang seharusnya bertanya,”

Anna menyipitkan matanya, “terserahlah, aku tidak peduli,”

“Hei, aku tidak membual. Aku memang terlahir kaya,” Petter mendekat, berbisik ditelinga merah muda Anna, melalui nafas panas menggebu, dia berucap pelan, hingga pori-pori Anna terbuka karena sapuan lembut dari nafasnya.

“Aku adalah keturunan Rich, yang akan menggantikan posisi pria tua tadi,”

Petter mundur, namun bukan menyaksikan wajah terkejut Anna, dia menemukan raut datar, bahkan Anna tidak berkedip sama sekali. pribadi yang dingin, rutuk Petter dalam hati.

“Enyah! Jangan menggangguku,”

Dia menabrak pundak kokohnya, baru saja tungkainya berjalan tiga langkah, speaker besar berdenging. Kemudian suara pecahan benda beling mengikuti, pesta dansa terganggu, para psangan melepaskan tautan, music merdu terhenti, akhirnya, semua bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

“Aku sudah memperingatimu, jangan membuat masalah,” itu adalah nada keras seorang pria.

Anna mematung, hatinya berdebar mendengar suara yang taka sing. Bukan tidak asing lagi, melainkan dia sangat ingat, bahkan dari hembusan nafasnya.

“Aku tidak melakukan apapun!”

“Kau berusaha membuatnya curiga! Bagaimana jika dia mengetahui hubungan kita?”

“Lalu bagaimana jika dia mengetahuinya? Kau takut dia menceraikanmu?”

Tak lama kemudian, terdengar bunyi pecahan, beberapa mengira itu adalah vas yang sengaja dibuang ke lantai karena kemarahan.

“Kalau dia menceraikanku, aku hanya akan kehilangan satu wanita, tetapi jika dia menyebarkan hal ini ke semua orang. Kau akan kehilangan muka dan membuat malu keluarga Rich, dan semua orang akan meninggalkanmu,” ucapannya terhenti, “aku menghentikan tingkahmu sebab khawatir dengan masa depanmu!”

“Hei, aku pikir wanita itu adalah anak bungsu tuan pesta,”

“Tidak mungkin!”

“Ini sangat aneh, sejauh aku mengenalnya, dia wanita baik-baik,”

“Menjijikkan,”

“Ini mengingatkanku pada sejarah,”

“Ah maksudmu Rachel Rich?”

“Kau benar, dia adalah isteri kedua Billy Rich, ada kemungkinan kalau mereka sudah berhubungan sebelum kematian isteri pertamanya,”

“Sudah-sudah, jangan membicarakan orang mati, mungkin ini hanya pertunjukkan,”

“Ya, dia wanita dengan kualitas terbaik, tentu tidak akan melakukan sesuatu tak bermoral seperti itu,”

“Kau benar,”

Mereka terus berdiskusi, bergunjing pelan, namun suara mereka masih tertangkap samar-samar. Tetapi, dalam perbincangan itu, tidak ada satupun yang mampu Anna kelola, kepalanya pening saat ini, dia menahan kepalan, urat tipis didahinya menonjol.

“Lisa, aku sangat mencintaimu, kau harus mengerti,”

Hingga akhirnya, kalimat ini mengklarifikasi dan membenarkan afirmasi para hadirin. Bukan hanya tercium baunya, bangkainya pun sudah ketemu. Hubungan gelap antara pria misterius dan wanita pewaris kaya raya yang terkenal rendah hati, kini menjadi topic yang layak dibicarkan.

“Sudah ku bilang, terkadang iblis terlahir di keluarga baik-baik,”

“Menjijikkan!”


Anna tidak menemukan Zeean Vllouren. Namun menangkap suaranya yang berat dari speaker. Mereka hidupb ersama selama bertahun-tahun. Tentu Anna sangat gat mengenal suara itu.


Dibalik punggung Anna, Petter tersentak, dia hampir terselak ludahnya sendiri. demi neptunus, adik tirinya ternyata perusak rumah tangga seseorang. Itu adalah hal paling memalukan dalam sejarah klan Rich. berpaling, inderanya menangkap tubuh belakang Anna yang bergetar, tangan wanita itu memerah dengan nafas tersengal, agak janggal. Apakah wanita itu sedang sakit?

“Kau-“

Percakapan terhenti, seseorang telah mematikan speaker. Dari kejauhan, tedapat wanita dengan busana glamornya, berdiri diatas panggung. Dia memadukan warna merah pada penampilannya, yang langsung menarik pandangan. Dia tersenyum tiga jari, ekspresinya menawan dan berkilau, seolah kejadian memalukan yang mengumbar aib keluarga bukanlah hal penting. Sebab dia adalah cahaya cahaya yang paling penting disini. Menerangi dan menghangatkan hati orang-orang.


“Itu adalah kesalahan,” dengan menampilkan aura gemulainya, wanita berumur yang masih terihat ayu itu melanjutkan, “maafkan kami atas ketidaknyamanan ini,”

“Baiklah, karena dansa terganggu, mari kita lanjutkan sekali lagi,”

Mereka terdiam, saling memandang penuh arti, lagipula, dikondisi seperti ini, bagaimana mungkin mereka bisa bersantai, tentu saja pesta berlanjut, namun akan selalu adalah obrolan pelan mengenai adegan tadi. Bagaimanapun, aib seseorang yang tersebar akan selalu menjadi topic paling menggoda untuk dibicarakan, atau dilebih-lebihkan.

Disudut paling sepi, Billy berwajah keras, dia menggertakkan geraham, pipinya mengetat menahan kemarahan. Sementara isterinya, Rachel Rich yang sudah turun dari panggung, mengusap belakang tubuh suaminya untuk menenangkan meskpun sebenarnya itu tidak berguna sama sekali. faktanya, kesabarannya setipis tissue yang tebagi seratus, jika saja dirinya tidak dihadapan tamu-tamu penting, sudah dihukumnya Lisa Rich.

Lain dari yang lain, Anna merasa kerongkongannya kering, kakinya seolah tak berpijak pada lapisan bumi. Sebuah ingatan episodic menghantui, menghancurkannya sekali lagi, bukan hanya melalui mimpi, namun terjadi hari ini. dia seharusnya sudah membuat tameng untuk diri sendiri, menjaga benteng pertahannya agar tak tersentuh lagi. tetapi saat ini, akhirnya alam bawah sadarnya bekerja, kenyataan bahwa traumanya tidak pernah sembuh, serta orang yang menciptakan kesakitan itu hadir membuatnya hancur dengan lebih dasyat, menghunusnya dengan akurat.

Sebuah kalimat salah seorang tamu memasuki gendang telinganya seperti angin kematian, “dia adalah isteri kedua Billy Rich, sangat cantik bukan? Dia terlihat awet muda setiap tahunnya. Apakah itu pengaruh air dan pil Luviar?” 

Rasanya Anna hampir mau pingsan, setelah tak sengaja menguping beberapa obrolan para wanita sosialita disampingnya.

 memang dibeberapa kesempatan, atau ketika dirinya terbangun dari mimpi buruk tentang kenangan masa kecil, dimana ibunya membuang dirinya seperti sampah, dia selalu membayangkan mengenai pertemuan mereka suatu saat nanti. Bagaimana jika Tuhan mempertemukanya dengan wanita itu lagi? Apakah mereka benar-benar bisa bersatu, atau menjadi musuh satu sama lain.

Dan apakah dia benar-benar bisa melupakan trauma itu?

Andai mendapat peluang, Anna ingin bertanya, alasan Renata Zorka memilih untuk meninggalkannya setelah bersusah payah melahirkannya.

Dan Tuhan memberikannya kesempatan, untuk menatap, bertanya atau menyaksikan kebahagiaan wanita itu, lewat malam yang terasa panjang ini. serta dia menemukan jawaban, bahwa sebenarnya, dia tidak pernah sanggup melupakan rasa sakit itu, sebab sudah tertanam sejak Renata meninggalkannya bersama pria asing yang menyeramkan. 

Kebenciannya begitu membara, hingga seluruh tubuhnya menggigil menahan kesakitan. dia berusaha menjaga posturnya, namun getaran di jari-jemarinya tak bisa berbohong. Kemarahan, kekecewaan, kesedihan, dan kebencian berputar diperutnya, menghasilkan gejolak hebat. Anna menutup mulutnya, menghalau suara aneh yang keluar, itu adalah rasa mual karena menahan banyak emosi. raganya terguncang oleh realita. Dia berlari, selaput putih netranya memerah menciptakan urat-urat tertekan, tidak peduli bagaimana, dia ingin cepat-cepat tiba di kamar mandi.

Sesampainya disana, dia membuka keran wastafell, berniat membuang segala yang ada di pencernaannya. Bekali-kali berusaha memuntahkan, tetap tidak mengeluarkan apapun kecuali air liurnya saja.

Anna frustasi, wajahnyas seperti kepiting rebus, hatinya tertindih, untuk menghilangkan sesak di dada, dia memukulnya beberapa kali, kemudian tersenyum pada cermin, air yang mengandung banyak sekali emosi kini mengalir, ekspresinya kini terlihat menyedihkan. Bukankah sudah cukup, tidak hanya suaminya berselingkuh, tetapi juga kini dia telah dipertemukan oleh sumber kemalangannya. Yang lebih ironi, selingkuhan suaminya, adalah seorang wanita yang memeliki hubungan darah dengannya. Luka yang belum kering, kini tertumpuk oleh luka baru lagi. 

Dluar pintu, Petter mematung, sayup-sayup mendengarkan suara muntahan seseorang. dia sangat khawatir, dan merasa gugup ketika menunggu Anna keluar. Rasanya ingin masuk namun itu adaah empat khusus para wanita. Sungguh memalukan jika dirinya tertangkap, bagaiaman jika ada gossip tentang dirinya yang berusaha masuk di toilet wanita. Dia tidak ingin ada sebuah tajuk berisi “ Petter Rich, ternyata pria cabul.”

“Ah persetan!” dengusnya pelan.

Umurnya tidak akan lama lagi, dia tak mau menulis sejarah menjijikkan itu pada biografinya.

Terlalu banyak berpikir, tanpa sadar pintu toilet terbuka, Anna keluar dengan jejak penderitaan, Mata dingin yang biasa ditampilkan, kini hanya berisi kekosongan. Jiwanya seolah telah terganti, nafasnya bahkan masih tak beraturan, upaya untuk terlihat baik-baik saja akhirnya gagal, usai melihat Petter Rich yang sedang beridiri dengan raut kegelisahan.

“Apa kau benar-benar anggota keluarga rich?” Anna mendekat, menatap dalam pria itu.

Petter tidak paham, mengapa ini menjadi persoalan utama yang keluar dari bibir pucat Anna, setelah sebelumnya wanita itu bahkan tidak pedui dengan asal-usulnya.

“Ya,”

Anna tergelak, namun ekspresinya terlihat tertekan. Ini seperti reaksi yang ditampikan Petter ketika mengetahui penyakitnya. Petter mulai empati.

“Aku terlalu bingung,” Anna menghela udara panas, “apakah ini ujian, atau hukuman? Mengapa tak juga berkesudahan?”

Mengapa Orang-orang yang dia cintai, selalu menyakiti. Rasa cintanya sungguh tidak berarti, mereka dengan mudah menginjak-injak atau meludahi. Begitu banyak kasih telah dia tumpahi, namun tak ada satu pun yang mau menghargai. Mereka, Zan Alyaz dan Renata Zorka, dua nama yang selalu muncul diotaknya, ternyata hanyalah pemberi luka terbaik yang tidak pernah terganti.

Bukan hanya Anna, bahkan Petter juga bingung, dengan kondisi wanita itu.

“Apakah sesuatu telah terjadi?”

Bulu mata lentik Anna bergoyang, dia tidak menyahut, malah mengambil langkah, meninggalkan Petter yang masih mengerutkan kening, menyaksikan pundaknya yang semakin mengecil, tertelan oleh jarak.


TBC





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

aku lawan aku

Terdapat peperangan yang panjang dan takkan pernah usai, itu adalah perkelahian antara kau dan kau, kau dan kau, berdebat setiap saat, menge...